TRANSFORMIA – Coaching – Consulting – Training
Satu hal yang tak bisa dipungkiri, sebuah perusahaan bisa saja terdiri dari karyawan-karyawan yang berbeda generasi. Bayangkan karyawan berusia 50 tahun harus bekerja sama dengan lulusan baru yang hanya 25 tahun, dan seterusnya. Nah, tanpa taktik manajemen yang cerdas dari HRD, bisa-bisa terjadi gesekan yang membuat kinerja tim kurang efektif.
Bagaimana cara menyiasatinya? Joe Madden, seorang trainer profesional dari The Chicago Cubs Manager, punya solusinya. Berbeda dengan anggapan umum, cara-cara untuk membuat karyawan berbeda generasi bisa membaur sebenarnya tidak begitu sulit. Apa saja?
Taktik Manajemen Karyawan Berbeda Generasi #1: Buang Semua Stereotip
Kadang, sebuah tim tidak berjalan semestinya karena HR terlalu terpaku pada stereotip. Hal-hal yang dilekatkan pada stereotip ini contohnya bahwa millennial sudah pasti boros dan tidak efisien, sedangkan baby boomers (karyawan berusia 40 akhir-60an) pasti kolot dan tidak mau mempelajari hal baru.
Padahal jika mengambil pendekatan personal, anggapan Anda tentang para karyawan ini bisa saja salah. Hanya karena seseorang kebetulan lebih muda atau lebih tua, bukan berarti attitudenya akan mengikuti oran-orang yang kebetulan satu golongan kelahiran dengannya.
Taktik Manajemen Karyawan Berbeda Generasi #2: Bangun Iklim Saling Mengajari
Terlalu terfokus pada bahaya perbedaan, Anda bisa lupa bahwa perbedaan bisa membawa efek positif.
Seperti misalnya adalah kemungkinan untuk saling mengajari antar generasi tersebut. Anda akan terkejut seberapa bersyukur para karyawan yang lebih tua ketika ada yang mengajari mereka cara menggunakan Internet dengan maksimal.
Dan bagi karyawan yang lebih tua, pengalaman hidup dan kebijaksanaan mereka bisa menuntun pekerja muda agar lebih mawas diri dan tahan banting saat menghadapi masa-masa sulit. Sebab itulah, berbeda generasi sebenarnya justru merupakan kelebihan dan bukan kekurangan bagi sebuah perusahaan.
Taktik Manajemen Karyawan Berbeda Generasi #3: Fasilitasi Komunikasi
Pepatah tak kenal maka tak sayang masih berlaku di sini. Dan ini bisa makin pelik karena gaya komunikasi yang berbeda. Misalnya, menurut penelitian generasi pekerja muda kurang suka ditelepon langsung karena itu memicu kecemasan. Mereka lebih menyukai teks atau E-mail yang lebih indirect.
Berkebalikan dengan itu, generasi karyawan yang lebih tua menyukai komunikasi langsung. Agar tidak terjadi ketidaknyamanan, tugas HR-lah untuk mengorganisasi suasana kerja yang memungkinkan komunikasi tanpa ada kesan kaku. Caranya bisa melalui event atau sesi one on one untuk mengetahui gaya komunikasi apa yang paling diinginkan tiap karyawan untuk memperoleh jalan tengah.
Taktik Manajemen Karyawan Berbeda Generasi #4: Bangun Rasa Pertemanan
Temukan cara mengasyikkan untuk membaurkan para karyawan dengan melakukan hal-hal menyenangkan bersama. Mungkin pesta kostum? Atau malam keakraban sambil saling berbagi di tengah piknik? Anda bisa mengorganisasi acara-acara semacam ini dan lihat perbedaannya yang signifikan dalam beberapa bulan.
Rasa pertemanan dan solidaritas tidak memandang batasan usia. Jadi, jangan berpikir dua kali untuk menyokong para karyawan agar lebih akrab.
Taktik Manajemen Karyawan Berbeda Generasi #5: Terus, dan Terus Mengevaluasi Manajemen Tim Anda
Jangan berkecil hati jika strategi Anda tidak membuahkan hasil selama trimester pertama. Bisa jadi, impactnya belum mengendap. Atau, ada yang perlu diperbaiki di strategi Anda.
Selalu sediakan waktu untuk terus mengevaluasi manajemen tim Anda. Karena tantangan dari tim kerja yang berbeda generasi adalah menemukan kompromi yang tepat tanpa terkesan menyudutkan keunikan masing-masing. Nah, selamat berjuang dan selamat bekerja!
